NARASI KERINDUAN


Malam menjelma jarum jam,
detaknya ke kiri begitu mendebarkan,
menuntun ingatan pada sebuah kisah lampau.

Ainun ... begitu aku menyebutnya
Nama yang selalu menjadi muara dari lekuk sungai ingatan.
Tak peduli seacak apa aku memilih sungai, tetap saja berakhir pada nama ini, lagi dan lagi.

Di muara itu, ada senyum yang meluruhkanku dalam dekap kerinduan yang nyata.

Kamu pasti tertawa jika mendengar semua ini. Tak apa, memang lucu kok. Aku pun menertawakannya ...
Menertawakan kehilangan adalah tawa yang sedikit agak menyesakkan ... hehehe!!!
Menertawakan kerinduan yang hanya mampu kutitipkan di beranda sajak.

Tentang kehilangan, bagaimana cara melupakan?

Ainun ... sekadar kamu tahu, bayangmu adalah narasi tentang kerinduan!!! (Aquila)


Diberdayakan oleh Blogger.