SEBUAH EPILOG
Aku memisahkan diri dari waktu, yang selalu mengajak ingatan berputar-putar pada yang sudah lalu.
Ingatanku masih menyimpan mimpi yang dikagetkan di senja gerimis itu. Cukup miris, kehilangan menjadi euforia yang entah harus dirayakan dengan cara yang bagaimana.
Kenangan adalah luka yang tak pernah melukai ingatan, tapi selalu berhasil memaksakan hati untuk menjadi lebih perasa -- merasakan 'sakit' yang tak seharusnya ada.
Tentang kita yang dulu, boleh aku membahasnya lagi?
Ah, aku yakin kau pasti tidak akan menjawab 'iya'.
Kepalaku selalu dipaksa untuk berputar terlalu jauh, memutari ingatan yang ujung-ujungnya pasti berakhir di kamu, lagi dan lagi.
Kisahku memang tak banyak, tak panjang dan selalu berakhir saat aku sedang larut menikmatinya.
Ini adalah epilog singkat dari sebuah kehilangan yang sebenarnya tak pernah benar-benar hilang - narasi yang nyaris tak bisa dipahami.
Leave a Comment