Hujan dan Kamu Adalah Rindu




Ia bernama Rima
Sosok gadis berkerudung coklat

Di sela rinai hujan sore tadi
Tawanya seperti menyatu dengan denting hujan
Indah ...
Seperti alunan simphoni

Ah ...
itu berlebihan
Tawa, serenyah apapun
Tetap saja hanya tawa

***
Aku beranjak pergi
Meninggalkan gelas kopi yang telah kosong

Aku lega
Bisa menghindar dari jeratan aura wajah teduh itu

Hujan belum reda
Suaranya gemericik
Sesekali mendenting di kaca jendela

Di sehelai kertas
Aku menulis,
"Kamu tahu? Hujan dan kamu adalah rindu.
Dalam rintik-rintik yang membasahi jarak,
ia menghujam tanpa ampun."

Nanti, jika waktu menuntun kami kembali duduk dalam satu ruang,
Coretan ini akan kuberikan padanya.
Diberdayakan oleh Blogger.